Garut – Kekeringan melanda Desa Kertajaya, Cibatu Garut. Ribuan warga di sana terpaksa tak mandi berhari-hari lantaran sulit mendapatkan air bersih.
Nurjaman, salah seorang warga Kertajaya mengatakan, kesulitan sudah berlangsung sekitar sebulan terakhir.
“Saya saja mandi tiga hari sekali karena memang airnya sulit,” ucap Nurjaman kepada wartawan di lokasi, Rabu (11/8/2021).
Nurjaman mengatakan warga di desanya kesulitan air bersih sejak hujan tak turun. Warga yang nekat bahkan rela berjalan kaki dan turun ke Sungai Cimanuk yang lokasinya cukup jauh dari pemukiman.
“Itu pun air yang didapat kotor. Kita sudah coba bikin sumur bor, cuman kualitas airnya bau dan kotor,” katanya.
Kades Kertajaya Tatan Asmara mengatakan, kekeringan di wilayahnya terjadi setiap tahun saat musim kemarau datang.
“Kekurangan air ini karena kemarau yang menyebabkan sumur mengering,” ungkap Tatan.
Tatan mengatakan, ada sekitar 6,6 ribu warga yang tersebar di 13 RW di desanya yang saat ini membutuhkan air bersih.
“Para petani di desa ini bahkan berhenti beraktivitas karena memang persediaan air sangat sulit,” kata Tatan.
Solusi Kekeringan dari Pemprov Jabar
Pemprov Jabar menyuplai air untuk warga di Kertajaya, Garut yang mengalami kekeringan. Pemprov menyiapkan strategi pipanisasi untuk mengantisipasi kekeringan terjadi lagi.
Warga di kawasan Kertajaya, Cibatu Kabupaten Garut mendapatkan suplai air bersih dari Pemprov Jabar, Rabu (11/8/2021).
Bantuan air dikirim dengan mobil tangki dan penyalurannya dipimpin Wagub Jabar UU Ruzhanul Ulum.
“Saya ditugaskan pak Gubernur untuk melihat dan mendengar apa yang menjadi harapan masyarakat. Ternyata memang benar masyarakat di sini tiap tahun kekeringan,” kata Uu kepada wartawan di lokasi, Rabu.
Uu mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, warga di Kertajaya, Cibatu tiap tahun mengalami kekeringan saat musim kemarau.
Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan lagi saat musim kemarau melanda kawasan tersebut, Pemprov Jabar akan membuat program pipanisasi di wilayah tersebut.
Air akan disedot dari sumber mata air yang ada di wilayah Cibatu dan dialirkan ke pemukiman warga. Biaya Rp 500 juta akan disiapkan untuk merealisasikan proyek ini.
“Salah satu solusinya kami sudah bciara dengan pak kepala desa setempat termasuk juga Sekda Garut untuk ada pipanisasi dari sumber air yang tak jauh sekitar 1,5 kilometer,” katanya.
Sumber : https://news.detik.com